------- BLOG-nya Anak-Anak Jurnalistik -------

"Mencoba Menyuguhkan yang Terbaik untuk DUNIA...."



Sabtu, 12 November 2011

Shooting Film


Asek Asek


12-11-2011, Hari yang cukup melelahkan bagiku. Dari pagi sampai menjelang petang, tenaga dan pikiran terkuras untuk mengikuti kegiatan pembuatan film. Karena masih amatiran, jadi kerjanya double-double. Semua kerjaan harus dikerjakan bareng-bareng karena tenaga Crew yang sangat minim. Tidak seperti para pembuat film yang sudah profesional, mereka sudah memiliki Crew dan Penanggungjawab job masing2.
Tepat pukul 07.30, aku sudah berada di kos cew. Etsss jangan mikir macem2 dulu, aku pagi-pagi sudah standby disitu karena harus menjemput Aktris yang akan berperan dalam film kami. Tapi sayangnya bukan aktris yang umumnya sudah kalian kenal di TV-TV, sekali lagi karena film kami masih bisa dibilang amatiran jadi aktris dan aktornya pun amatiran, tidak terkecuali Crew yang bertugas. (termasuk aku sendiri donk....).hehehh
Seperti biasanya, aku harus menunggu dan menunggu aktris tersebut. Menunggunya agak lama lagi. Biasa cewek kan paling betah berlama-lama untuk sekadar berdandan alias acting di depan cermin. Dan ternyata setelah siap, eh dianya mau izin makan dulu, dengan sangat tidak terpaksa aku izinin dia. sarapan adalah hal utama yang harus kita perhatikan. (padahal aku sendiri belum sarapan, heheh). Tidak apa-apa daripada dianya entar pingsan karena gak punya tenaga dan akhirnya gak jadi Shooting?? kan aku juga yang susah. heeee. Tapi aku apresiasi buat Rachel, Thanks Rachel atas bantuannya.
Setelah fenomena menunggu yang aku alami, akhirnya dia siap juga. Aku dan dia pun segera menuju MP. ehtssss Jangan heboh dulu, MP disini bukan Malam Pertama seperti orang kebanyakan kenal, tapi MP disini adalah MultiPerpus (Gedung serba guna milik UIN Suanan Kalijaga). Aku dan dia kan belum nikah masak sudah mau MP, hehehhe
Nyampek di depan MP, ternyata baru ada 3 orang anak yang sudah kelihatan batang hidung dan batang matanya. (Upsss mata masak punya batang? tapi sepertinya hidung juga gak punya?) Sudah tidak usah susah mikirin si hidung dan si mata. Tiga sosok manusia itu adalah, Ida Pramadani; dia menjabat sebagai sutradara, ipeh--biasa orang panggil gituch; dia sebagai pemeran Ibu di film kali ini, dan yang terakhir dan paling ganteng diantara mereka adalah maulana; dia adalah aktor utama kita karena tidak ada aktor lain yang kita dapat selain dia. hehheheh
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 tapi teman-teman yang lain belum pada kelihatan. Seperti biasa dan sangat biasa mereka mengikuti kebiasaan jam karet yang sudah menjadi tradisi bangsa kita. (Upssss dalem rek, padahal gak semua orang loh...). Gak tau benar apa salah jika julukan itu diberikan, tetapi kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan hal demikin. Jika tidak percaya, lihat dan amati setiap kegiatan yang ada di sekitarmu. ok.
Satu demi satu, mereka melihatkan wujudnya, tetapi jam sudah tidak menunjukkan jam tujuh lagi karena sudah terlewat. Setelah dirasa lengkap teman-temenya, walaupun kenyataan sebenarnya belum lengkap. Akhirnya kita putuskan untuk bergerak menuju TKP (Tempat Kejadian Penyutingan) pertaman. Maksa banget yaa singatannya. Tidak apa-apa yang penting tidak memaksakan kehendak yang salah. hehhehhe
TKP pertama bertempat di daerah Nologaten. Di sebuah kamar kontrakan milik teman salah satu dari Crew sekaligus pemeran pembantu kami. Di tempat ini, menurut saya membuang waktu yang bisa dikatakan paling banyak, mulai dari persiapan setting tempat dan akting tallent yang kurang maksimal. hal ini wajar karena ini pengalaman pertama mereka menjadi aktor dan aktris. Crewnya juga sama...hehhehehhe
Dalam scene yang diambil di kamar kontrakan ini, ada satu scene yang sebenarnya menjadi perdebatan atas penayangannya. Ada satu pendapat yang mengatakan tidak baik ada juga yang mengatakan dengan cuek "kita harus total dalam pembuatan film!" nah loh, mana yang bener.?? Dan pada akhirnya, pendapat kedua yang kita ambil. Entah bagaimana ceritanya besok saat pertanggungjawaban film yang telah kita buat. Semoga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan. amin....
Setelah perjuangan dengan serius, akhirnya sekitar pukul setengah dua belas kurang, Shooting di kamar kontrakan selesai. Yah sekali lagi walaupun dengan waktu yang molor tidak seperti planing pertama kita. Tapi kita syukuri ajch yang penting selesai dan tidak sampai malam, karena masih harus ke TKP selanjutnya. Karena Rachel berencana pulang ke kota asalnya sore nanti, jadi aku harus mengantarkan dia pulang di tempat aku pertama menjemputkanya, yaitu kos dialah, masak kos aku!!
Sepulang dari mengantar Rachel, aku putuskan untuk balik ke kosku sebentar untuk mengembalikan laptop yang gak jadi dipakai untuk properti karena berat juga bawa laptop kesana kemari. Selepas itu, kami lanjutkan perjalanan panjang ini menuju Godean. Di daerah ini ada dua tempat shooting kami, yaitu rumah Budehnya Tiya Wijaya. Dia ini yang bertugas di Artistik, dia juga teman sekelas saya sekaligus teman Akeroluh (akeroluh lagi... akeroluh lagi.....).
Tiya Wijaya ini orangnya bertanggungjawab sekali (cuma sekali ya?? berarti yang kedua kalinya tidak?? hehhe), Bukan begitu, kedua kali bahkan mungkin keseratus kali dia pasti bertanggungjawab. Semua properti dan artistik dia siap kan dengan maksimal, bahkan dia membantu beberapa job lain. hebat banget pokoknya. Jempol 5 deh buat Tiya. Tapi kok dari tadi bahas Tiya?? entar dia bisa GR dan RG lagi.. Apa tuh RG?? klo GR kan Gede Rupo, klo RG ya Rupo Gede. Betul kan???
Karena langit yang menunjukkan kemuramannya (mungkin dia lagi sedih) akhirnya kami putuskan untuk mengambil film di jalan dulu. Keputusan ini diambil setelah melalu kesepakatan dan persidangan yang tidak melelahkan. Karena alasan hujan-lah keputusan ini disahkan. Klo hujan turun kan gak bisa shooting di ruang terbuka.
Scene ini tidak kalah melelahkanya. Beberapa kali take harus diulang karena tidak sesuai dengan gambar yang diharapkan. Bolak-balik pun harus dilakukan. Lebih parah lagi, di Scene ini, motor kesayangan aku (si item) harus ikut-ikutan shooting. Iya kalo adeganya biasa ajch, ini si item harus di tidurin diatas rumput karena harus menggambarkan si item terjadi kecelakanaan saat di tunggangi sang aktor.
Dan anehnya si item sempat ngambek setelah shooting. Dia gak mau nyala mesinya, anak-anak pun pada ketakutan terjadi apa-apa dengan si item, karena bensin dilihat masih penuh, kunci juga sudah dalam keadaan ON. Tapi setelah aku yang pegang dia, akhirnya dia sudah gak ngambek lagi alias mau nyalah. Dasar si item bisa ajch ektingnya. Kok aku kayak orang gila yah, nyeritain tentang si item?? (gak lah kan ini bagian dari ceritaku juga).hehehehh
Scene di jalan sudah dirasa cukup, disara cukup saja karena sebenarnya kalau dipikir-pikir terus gak akan cukup-cukup. Kami pun kembali ke rumah Budehnya Tiya (Tiya lagi....huft). Sesampainya di sana ternyata tempat shooting sudah siap, sekali lagi kita uacapkan: "Tiya hebat,................" lagi-lagi tiya dan temen-temen yang menyiapkan ini semua.
Sepertinya seluruh crew dan pemain sudah menunjukkan kelelahannya. Padahal sudah makan semua sebelumya tapi yang namanya tenaga pasti ada batasnya. Dan boleh diacungi jempol, semua masih semangat 45 apalagi akting yang dibawakan oleh Ipeh dan Bayu sebagai Ibu-Bapak dari aktor utama sangat total dan menjiwai, Sehingga para crew sekaligus pemilik rumah menyaksikan pernampilan mereka. Lebay gak memuji mereka?? tapi untuk semuanya thanks ya atas kerjasamanya dan bantuannya. Kalian semua the Best!!
Tak terasa detik demi detik kami lalui hari dengan memproduksi film. Mulai dari pengalaman yang menyenangkan dan kurang menyenangkan (kayaknya gak ada hal yang kurang menyenangkan deh, karena kami semua merasa bahagia) telah kami lalui. hal ini merupakan pengalaman yang tidak mudah terlupakan jika orangnya gak pikun. hehehe
Semoga awal bahagia ini dapat terjalin sampia seterusnya, dan mungkin siapa tau kita semua dapat memproduksi film lagi yang jauh lebih bagus dan lebih profesional lagi. amin.... Selanjutnya kata terkahir dari tulisan ini: "Tetap semangat untuk ber KARYA untuk Indonesia"

Kamar Kost
12 November 2011; 23:05 WIB

Rabu, 09 November 2011

Lebaran Sate II




 Bukan Salah Nasi

Rabu, 9 Nopember ’11, Hari ini Justin bahagia banget, bukan karena  menyatakan cinta lalu diterima, tetapi hari ini dia dapat nyate untuk kedua kalinya setelah tragedy tusuk satu kemaren (Tusuk Sate I). Dan kini Akeroluh dapat bangkit kembali dari tidur panjangnya. Setelah beberapa bulan dan mungkin beberapa tahun (Lebay dikit…),  dia mengalami mati suri. Mungkin ini akibat kurang pedulinya para anggota terhadap komunitas ini. Justin juga merasakan bahwa sekarang semua lebih sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga Akeroluh terabaikan (Cuma perasaanku donk mungkin..P_P). Tapi hari ini sekali lagi aku katakan: “Aku Senang bin Happy”
Tepat sepulang mengikuti kegiatan Ujian Tengah Semester mata kuliah Public Relation, tidak diduga dan tidak disangka, saat keluar dari kelas kami semua bisa kumpul di taman Fakultas Dakwah UIN SuKa Jogja.  Satu persatu anak-anak datang dan berkumpul bersama menikmati kebersamaan yang telah lama pudar. Dan tidak ketinggalan plus tidak pernah terlupakan saat berkumpul, yaitu kegiatan berpose di depan kamera alias photo-photo. Dari model gaya gaul sampai gaya jelek sudah tercetak dalam memory camera.
Entah ini hobi atau sudah menjadi adat kebiasaan, setiap kami ngumpul baik untuk membahas kegiatan atau sekedar ngobrol ngalor-ngidul, pasti selalu ada sesi foto-foto. Itulah kelebihan dari anggota akeroluh, selalu eksis dan narsis di depan kamera. Mungkin calon-calon model kali yah…..
Ditengah perbincangan yang tidak ada tujuan pasti, alias sekedar ngobrol dan bergurau, ada anggota ta’mir masjid sekaligus anggota Akeroluh yang menawari daging kurban sisa kemaren. Sisa?? Gak apa lah yang penting bukan sisa lebaran tahun lalu, toh Cuma sisa kemaren dan dagingnya juga disimpen di kulkas, jadi otomatis aman dan sehat sentosa sejahtera. (loh… apa hubungannya coba??).
Tanpa pikir panjang kali lebar sama dengan luas. Kami pun menerima tawaran bagus ini. Dengan sepakat dan semangat kelaparan, kita langsung menyusun rencana yang terindah untuk mengelolah daging yang telah ditawarkan tersebut. (berarti gak ada rasanya donk klo di-tawar-kan??)
Setelah pembahasan yang tidak membutuhkan banyak waktu, akhirnya tempat untuk mengeksekusi daging telah ditemukan. Dengan kesepakatan dan persetujuan dari semua anggota, maka kost alias bescamp Yuga yang terpilih sebagai tempat kumpul kami.
Di bawah rintikan air hujan, kami dengan jiwa kebersamaan berjalan bersama menuju ke lokasi. Yah walaupun kita menggunakan kata kebersamaan, tetapi ada ajch yang tidak ikut jalan kaki bersama, mereka ada yang naek motor. Tapi jangan berfikir negative dan menghakimi dulu, mereka naek motor karena harus mengambil daging dan peralatan lain untuk melancarkan kegiatan kami membakar sate.
Setelah perjalanan yang tidak cukup melelahkan, akhirnya kita sampai di lokasi. Lokasi yang cukup dekat dengan kampus hanya dipisahkan oleh sungai Gajah Wong yang mengalir sepoi-sepoi (sepoi-sepoi kan buat angin??). dengan sigap dan jiwa kebersamaan, kami memulai bergrilya dengan daging dan perlengkapan membuat sate.
Justin, Febby, Rafel dan Minho bertugas memutilasi daging sekaligus menusuknya menjadi sate. Walaupun bayangan setiap orang kalau daging itu bau khasnya menusuk hidung tetapi mereka tetap bersemangat menjalankan tugasnya. Tak ada bau yang mereka rasakan karena memang faktanya dagingnya tidak berbau. Ohya ada Marta juga yang membantu mereka dalam tusuk-menusuk sate. Bisa dikatakan mereka seperti penjual sate professional, hasil cipta dan karya mereka begitu rapi serapi tumpukan baju yang telah di setrika oleh pembantu (apa hubungan coba?? Gaje banget kan). Tusuk demi tusuk mereka hasilkan, salut buat mereka, apresiasi banget pokoknya!!.
Dan di sudut lain terlihat Juned dan Bram berusaha menyalakan perapian untuk membakar sate. Mereka dengan susah dan payah mengipas-ngipas api. mending ngipas-ngipasin aku. heheh. Sepertinya mereka kesulitan dengan perkerjaan itu, tau kenapa?? Karena minyak tanah yang sedang dibeli Yuga belum datang. Sekali lagi ternyata Marta ikut nimbrung juga di tugas perapian. Sepertinya nih anak rakus banget dengan tugas sehingga jobnya double-double.
Lain dari pada itu, anggota Akeroluh yang lain tengah asik berkumpul di dalam basecamp. Entah apa yang mereka bahas, semoga apa yang mereka bahas bertujuan untuk mewujudkan diriku (Akeroluh) semakin maju dan semakin berkarya. Itulah harapanku. cayoooo!!
Setelah beberapa saatnya menunggu Yuga, akhirnya dia datang juga dengan membawa sebotol cairan. Bukan cairan tinta ataupun es soda, dan jangan bilang juga itu alcohol atau bir, karena itu hanyalah minyak tanah yang telah dibeli untuk menyalakan api. Bukan api abadi sebagaimana yang ada di SEA GAME tapi api ini hanya untuk membakar sate yang mau kita buat.
Setelah beberapa jam lamanya, nasi yang dimasak akhirnya sudah dikira dan dirasa matang sehingga tanpa ragu dan bimbang mereka menuang semua nasi di atas daun pisang. Wuihhh mantep banget makan pakai daun pisang bareng-bareng lagi. Tanpa diduga sebelumnya ternyata ada yang janggal dengan nasi yang dimasak. Ternyata eh ternyata nasi tersebut belum sepenuhnya matang 100% alias masih kurang matang. Setelah diselidiki dengan seksama, ada kesalahan takaran beras dan air saat memasak. Dari petugas memasak nasi pun saling salah-menyalahkan, tetapi tidak sampai terjadi keributan karena hal ini hanya sebagai gurauan semata. Apalagi setelah Justin nyeletuk “alah gak usah saling tuduh, lihat ajah entar nasi ini juga habis tak tersisa! Anak akeroluh kan pada rakus.!!” Mereka gak jadi eyel-eyelan,  yang ada ketawa pun pecah meramaikan seluruh daerah basecamp.
Setelah capek menunggu dan perut merasa melilit, sate yang ditunggu-tunggu siap tersaji. Dengan diawali doa dari anggota ta’mir masjid, selanjutnya kami melahap habis sate dan nasi yang belum matang itu. Apa yang dikatakan Justin bener juga, tanpa tetes terakhir nasinya ludes semua. Bumbu yang dibuat Airin begitu mantep, top markotop kata Pak Bondan. Dan asal tau ajach, bumbu ini adalah bumbu khas dari Justin yang didapat dari nenek moyang ibunya (lebay.com).
Tanpa terkecuali, semua dari kami bibirnya dower-dower kepedesan. Ada yang mirip orang nangis karena habis diputusi pacarnya dan ada juga yang seperti orang yang habis lari maraton 100km. Tarikan nafas dan hembusan nafas mewarnai suasana basecamp. Polusi tersebar tak jadi persoalan dan semoga tadi pagi sudah pada sikat gigi semua. Hehehe

Senin, 07 November 2011

Lebaran Sate I



Tusuk Sate

Suara takbir berkumandang dari pengeras suara masjid di sekitar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. yah.. tepat malam ini adalah malam takbiran. Hari dimulainya lebaran Idhul Adha bagi umat islam di seluruh penjuru dunia. Dan hari ini juga Justin merayakan hari yang berbahagia ini sendiri di kamar Kos, Gowok blog E2 sleman Yogyakarta.
Tidak seperti biasanya, setiap merayakan hari raya, Justin selalu berada di dekat keluarga, bersama orangtua, saudara, serta ponakannya yang lucu-lucu (Deka, selvi dan vista). Hari ini adalah hari  pertama Justin merayakan lebaran jauh dengan keluarga. Dia tidak bisa mudik karena ada kegiatan yang mendesak serta jadwal UTS yang harus dipersiapkan.
Seperti ada yang kurang jika waktu lebaran tetapi tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Walaupun ini bukan hari raya idul fitri tapi Justin merasakan kekurangan tanpa hadirnya mereka.
Takbir semakin berkumandang, Dia lihat anak-anak TPQ berkeliling Perumahan Gowok dengan membawa obor dan beramai-ramai menyerukan takbir dengan semangat. Hal ini lebih mengingatkannya saat-saat lebaran di rumah. Tidak beda jauh dengan di sini, di desa Justin setiap malam takbir anak-anak TPQ dan Madrasah (dari SD-SMA) bersama-sama melakukan takbir keliling sekedar mengelilingi desa yang tidak begitu luas itu. Desanya tidak sepadat kota Jakarta yang menjadi Pusat Pemerintahan Negara.
Di malam takbir ini juga seharunya dia menjemput keponakannya (selvi dan vista) sekaligus ayah mereka (kakak Justin) di Bandara Juanda Surabaya. Tepat jam 12 malam ini, mereka mendarat dari Bandara Kuala Lumpur Malaysia. Untuk kesekian kalinya mereka mudik ke Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga.
Mereka memiliki waktu 2 bulan untuk tinggal di Indonesia karena sekolah mereka libur. Tetapi ayah mereka hanya punya waktu 1 minggu karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Ini berarti Justin tidak akan sempat berjumpa dengan kakaknya. Dia akan menjalani Ujian selama 1 minggu lebih berarti hal yang tidak mungkin untuk sekedar pulang bertemu dengan kakak. Dengan agak kecewa dia hanya bisa berdoa "semoga pekerjaan kakak makin lancar dan banyak rizeki, amin."
Malam takbiran ini mengingatkan Justin pada kebiasaan makan sate buatan ibu. Biasanya tanpa repot menyiapkan semua peralatan membuat sate, dia sudah bisa menikmati sate buatan ibu. Sekarang dia sendiri di jogja ini, apa dia bisa menikmati sate sebagai penyempurna lebaran Kurban tahun ini? (bukan berarti tidak sempurna jika tidak nyate. Cuma rasanya pribadi Justin mengatakan bahwa ada yang kurang tanpa sate, hehehheh)
Kos yang dia tempati tidak mungkin mendapat jatah pembagian daging kurban karena ada keluarga ibu kos yang tinggal disebelah kos, jadi otomatis daging kurban diterima keluarga ibu kos. Coba saja kalau punya kontrakan sendiri tau bahkan rumah sendiri jika bisa (ngayal dikit..), pasti justin dapat jatah daging sendiri dan bisa di sate bareng temen-teman. Sama temen-temen kos atau juga bareng temen-temen akeroluh. (akeroluh lagi,,, akeroluh lagi,,,, gak bosen pa??)
Untungnya malam ini ada tugas fiqih yang harus dikerjakan jadi waktu Justin habis buat ngerjain tugas di kamar.. tapi beberapa menit kemudiannnn...
"Tuit tuit tuit" Karena tidak punya pejer, jadi hape Justin yang bunyi.
Satu pesan masuk dari KPI.E Rafel..(temen Justin dari akeroluh...)
"Justin mau nyate gak?? disini banyak daging, sini ajch....
SMS itu begitu hebat, mampu memberikan semangat 45 untuknya, sebagaimana semangat para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dengan sekejab dia bersiap dan langsung menuju Basecamp salah satu organisasi mahasiswa, karena si Rafel adalah salah satu penghuninya.
Dalam hati dia berucap "Akhirnya aku bisa nyate juga"
Begitu pentingkah nyate di hari lebaran?? Sempai-sampai kegiatan itu mampu membangkitkan semangat Justin. Terserah apalah namanya yang jelas dia sekarang lagi merasakan kebahagian. (tepi tetap jika teringat keluarga di rumah pengen pulang terus, alias sedih..hehehhe)
Setelah sampai di Basecamp, Justin langsung mengajak di Rafel belanja perlengkapan serta bahan untuk membuat sate. Zakky yang bertugas menyiapkan tusuk sate dan pembakaran. Itu job yang mereka bagi.
Ditengah perjalanan pulang ke Basecamp, tepatnya di depan kos si Airin ada Welly duduk diatas motor. sepertinya dia habis pulang ngedate sama si Airin. Langsung ajch mereka samperin dan diajakin nyate bareng. biar rame dan dapat kumpul bareng anak-anak akeroluh.
Sesampainya di basecamp Justin dan Rafel mendapati Zakky masih asik telp, (huft.... bagus!! perlu diapresiasi nih kayaknya.....tapi gak boleh dicontoh).
Masih dengan semangat muda, Justin dan Rafel menyiapkan semua perlengkapan. Mulai dari Arang yang sudah mereka beli, tempat pembakaran dan kayu untuk tusuk sate.
Karena di basecamp tidak menerima tamu wanita, akhirnya tempat nyate mereka boyong ke depan kos Airin. karena Airin mau ikut nimbrung dalam pembuatan sate. Kos Airin lumayan nyantai. Tidak seketat basecamp si rafel.
Malam semakin larut, dengan bekerjasama mereka menyiapkan semua kebutuhan, Justin mendapat job mengelolah serta memutilasi daging, Rafel menyiapkan tusuk sate, Welly menyiapkan perapian dan Airin menyiapkan bumbu. (si Zakky kemana ya??)
Ditengah-tengah kesibukan mereka semua, tiba-tiba Bram datang. "Kok hidung dia tajem banget ya? aku gak telp gak sms bisa muncul disini?" celoteh Justin.
Usut boleh usut ternyata Bram sudah disms Rafel. Bram pun nimbrung membantu, dia jobnya double-double, kadang bantu motong daging, sebentar kemudian yang menusuk daging, lalu membantu membakar sate, dan terakhir yang gak mungkin dia tinggalkan yaitu bantu makan sate.
Setelah perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya sate versi anak-anak akeroluh siap untuk disantap. Dan lagi-lagi Zakky belum datang.
"Apa tugas negaranya masih belum selesai??" cetus Rafel.
"Tugas nelpon??, nelpon mulu tuch anak, sok kaya pulsa" timpal Airin yang sudah bersungut.
Menilik hasil karya sate yang mereka buat, ternyata boleh dikatakan dan tidak boleh dibajak, ternyata hasilnya tidak kalah dengan sate buatan para penjual yang sudah berpengalaman. Paling tidak sate yang mereka buat ini memiliki nilai lebih dan lebih bervariasi, ada yang gosong, ada yang kurang matang, ada juga yang belum matang. Unik dan Asik pokoknya......hehehhe
Sebagai ketua yang harus mereka hormati dan hargai, akhirnya mereka kirim sms ke ketua (Zakky). Dalam sms itu mereka tuliskan "Menyampaikan dan melaporkan bahwa hasil pekerjaan sekaligus karya perdana kita telah tersaji. mohon kedatangannya untuk mencicipi!"
Setelah proses menungguh yang begitu panjang dan berliku-liku, akhirnya Zakky datang. Tanpa basa-basi mereka langsung lahap sate yang ada di depan mereka. Ingat apa tidak, sepertinya mereka semua langsung menyantap tanpa ada ritual doa makan! Dalam hati Justin bertanya-tanya, "semua sudah berdoa apa belum ya?? semuga ajch sudah sehingga makanan yang kita makan menjadi barakah,... aminn." Akhirnya dia pun langsung lanjut menikmati tusuk demi tusuk sate yang ada.
"Mantep banget nih sate" komentar Zakky sambil menahan rasa pedas yang menampar bibir.
"Iya enak, apa lagi tinggal makan" jawab Bram.
Zakkky hanya bisa diam dan terus melahap sate tanpa peduli dengan tukas Bram.
Sedangkan Justin hanya bisa menahan air mata yang sudah berkaca-kaca agar tidak jatuh...
Rafel dengan semangatnya melahap tusuk demi tusuk sate yang ada,
"Ih Rafel makanya paling rakus, sampai tusuk satenya numpuk gitu!!" Airin komentar, setelah melihat Rafel sudah makan banyak dan tusuk satenya menumpuk di depan Rafel.
Dengan santainya tanpa rasa berdosa, Rafel menimpali "Lebih rakus lagi kamu Rin, masak tusuk satenya juga dimakan, buktinya gak ada tusuk sate tersisa dihadapanmu!!"
Airin hanya nyengir mendengar perkataan Rafel karena dia merasa baru makan satu tusuk doank, itupun masih ia pegang karena belum habis.
Justin, Bram, Zakky dan Welly hanya bisa tertawa melihat ulah mereka yang pada gilaa.....

Karya Pena
07 November 2011 ; 11:17 PM

Selasa, 01 November 2011

Sebait Kata Pembuka

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat datang dan Terima kasih saya ucapkan kepada yang tengah mengunjungi Karya Penaku.

Sebagai pecinta Karya Tulis yang dihasilkan dari tiap goresan tinta Pena, disini saya menyediakan tempat sebagai wadah untuk menuangkan kreatifitas kita semua dalam dunia Tulis-Menulis. Saya sendiri selaku penyedia blog ini, sebenarnya belum memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang Tulis-Menulis. Maka dari itulah, dengan adanya Blog ini saya berharap kita semua dapat sharring, tukar pikiran, tukar pengalaman sekaligus dapat belajar bersama mengenai Tulisan.

"Ada karya maka kita ada" adalah kalimat singkat yang memiliki nilai lebih. Jika kita mau merenungi kalimat tersebut, sesungguhnya apa yang tertulis benar adanya. Jika dalam hidup kita tidak pernah berkarya maka kita akan dilupakan sejarah -- mati sia-sia. Karya disini bukan hanya bidang Tulis-Menulis, malainkan mencakup seluruh apa yang ada di dunia ini. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri pula bahwa dengan berkarya dalam bidang Tulis-Menulis, kita akan selamanya dikenang -- paling tidak oleh orang yang membaca karya kita.

Akhir kata, marilah kita manfaatkan Blog ini untuk suatu kebaikan yang insyAllah akan memberikan kebaikan pula pada kita semua.

Akhirul Kalam, Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Yogya, 23 Oktober 2011
Karya Penaku

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review