Bukan Salah Nasi
Rabu, 9 Nopember ’11, Hari ini
Justin bahagia banget, bukan karena menyatakan cinta lalu diterima,
tetapi hari ini dia dapat nyate untuk kedua kalinya setelah tragedy tusuk satu
kemaren (Tusuk Sate I). Dan kini Akeroluh dapat bangkit kembali dari tidur
panjangnya. Setelah beberapa bulan dan mungkin beberapa tahun (Lebay dikit…), dia mengalami mati suri. Mungkin ini akibat
kurang pedulinya para anggota terhadap komunitas ini. Justin juga merasakan
bahwa sekarang semua lebih sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga
Akeroluh terabaikan (Cuma perasaanku donk
mungkin..P_P). Tapi hari ini sekali lagi aku katakan: “Aku Senang bin
Happy”
Tepat sepulang mengikuti
kegiatan Ujian Tengah Semester mata kuliah Public Relation, tidak diduga dan
tidak disangka, saat keluar dari kelas kami semua bisa kumpul di taman Fakultas
Dakwah UIN SuKa Jogja. Satu persatu anak-anak datang dan berkumpul
bersama menikmati kebersamaan yang telah lama pudar. Dan tidak ketinggalan plus
tidak pernah terlupakan saat berkumpul, yaitu kegiatan berpose di depan kamera
alias photo-photo. Dari model gaya gaul sampai gaya jelek sudah tercetak dalam
memory camera.
Entah ini hobi atau sudah
menjadi adat kebiasaan, setiap kami ngumpul baik untuk membahas kegiatan atau
sekedar ngobrol ngalor-ngidul, pasti
selalu ada sesi foto-foto. Itulah kelebihan dari anggota akeroluh, selalu eksis
dan narsis di depan kamera. Mungkin calon-calon model kali yah…..
Ditengah perbincangan yang
tidak ada tujuan pasti, alias sekedar ngobrol dan bergurau, ada anggota ta’mir
masjid sekaligus anggota Akeroluh yang menawari daging kurban sisa kemaren.
Sisa?? Gak apa lah yang penting bukan sisa lebaran tahun lalu, toh Cuma sisa
kemaren dan dagingnya juga disimpen di kulkas, jadi otomatis aman dan sehat
sentosa sejahtera. (loh… apa hubungannya
coba??).
Tanpa pikir panjang kali lebar
sama dengan luas. Kami pun menerima tawaran bagus ini. Dengan sepakat dan
semangat kelaparan, kita langsung menyusun rencana yang terindah untuk
mengelolah daging yang telah ditawarkan tersebut. (berarti gak ada rasanya donk klo di-tawar-kan??)
Setelah pembahasan yang tidak membutuhkan
banyak waktu, akhirnya tempat untuk mengeksekusi daging telah ditemukan. Dengan
kesepakatan dan persetujuan dari semua anggota, maka kost alias bescamp Yuga
yang terpilih sebagai tempat kumpul kami.
Di bawah rintikan air hujan,
kami dengan jiwa kebersamaan berjalan bersama menuju ke lokasi. Yah walaupun
kita menggunakan kata kebersamaan, tetapi ada ajch yang tidak ikut jalan kaki
bersama, mereka ada yang naek motor. Tapi jangan berfikir negative dan
menghakimi dulu, mereka naek motor karena harus mengambil daging dan peralatan
lain untuk melancarkan kegiatan kami membakar sate.
Setelah perjalanan yang tidak
cukup melelahkan, akhirnya kita sampai di lokasi. Lokasi yang cukup dekat
dengan kampus hanya dipisahkan oleh sungai Gajah Wong yang mengalir sepoi-sepoi
(sepoi-sepoi kan buat angin??).
dengan sigap dan jiwa kebersamaan, kami memulai bergrilya dengan daging dan
perlengkapan membuat sate.
Justin, Febby, Rafel dan Minho
bertugas memutilasi daging sekaligus menusuknya menjadi sate. Walaupun bayangan
setiap orang kalau daging itu bau khasnya menusuk hidung tetapi mereka tetap
bersemangat menjalankan tugasnya. Tak ada bau yang mereka rasakan karena memang
faktanya dagingnya tidak berbau. Ohya ada Marta juga yang membantu mereka dalam
tusuk-menusuk sate. Bisa dikatakan mereka seperti penjual sate professional,
hasil cipta dan karya mereka begitu rapi serapi tumpukan baju yang telah di
setrika oleh pembantu (apa hubungan
coba?? Gaje banget kan). Tusuk demi tusuk mereka hasilkan, salut buat
mereka, apresiasi banget pokoknya!!.
Dan di sudut lain terlihat
Juned dan Bram berusaha menyalakan perapian untuk membakar sate. Mereka dengan
susah dan payah mengipas-ngipas api. mending ngipas-ngipasin aku. heheh.
Sepertinya mereka kesulitan dengan perkerjaan itu, tau kenapa?? Karena minyak
tanah yang sedang dibeli Yuga belum datang. Sekali lagi ternyata Marta ikut
nimbrung juga di tugas perapian. Sepertinya nih anak rakus banget dengan tugas
sehingga jobnya double-double.
Lain dari pada itu, anggota
Akeroluh yang lain tengah asik berkumpul di dalam basecamp. Entah apa yang
mereka bahas, semoga apa yang mereka bahas bertujuan untuk mewujudkan diriku
(Akeroluh) semakin maju dan semakin berkarya. Itulah harapanku. cayoooo!!
Setelah beberapa saatnya
menunggu Yuga, akhirnya dia datang juga dengan membawa sebotol cairan. Bukan cairan
tinta ataupun es soda, dan jangan bilang juga itu alcohol atau bir, karena itu hanyalah
minyak tanah yang telah dibeli untuk menyalakan api. Bukan api abadi
sebagaimana yang ada di SEA GAME tapi api ini hanya untuk membakar sate yang
mau kita buat.
Setelah beberapa jam lamanya,
nasi yang dimasak akhirnya sudah dikira dan dirasa matang sehingga tanpa ragu
dan bimbang mereka menuang semua nasi di atas daun pisang. Wuihhh mantep banget
makan pakai daun pisang bareng-bareng lagi. Tanpa diduga sebelumnya ternyata
ada yang janggal dengan nasi yang dimasak. Ternyata eh ternyata nasi tersebut
belum sepenuhnya matang 100% alias masih kurang matang. Setelah diselidiki
dengan seksama, ada kesalahan takaran beras dan air saat memasak. Dari petugas
memasak nasi pun saling salah-menyalahkan, tetapi tidak sampai terjadi
keributan karena hal ini hanya sebagai gurauan semata. Apalagi setelah Justin
nyeletuk “alah gak usah saling tuduh, lihat ajah entar nasi ini juga habis tak
tersisa! Anak akeroluh kan pada rakus.!!” Mereka gak jadi eyel-eyelan, yang ada ketawa pun pecah meramaikan seluruh
daerah basecamp.
Setelah capek menunggu dan
perut merasa melilit, sate yang ditunggu-tunggu siap tersaji. Dengan diawali
doa dari anggota ta’mir masjid, selanjutnya kami melahap habis sate dan nasi
yang belum matang itu. Apa yang dikatakan Justin bener juga, tanpa tetes
terakhir nasinya ludes semua. Bumbu
yang dibuat Airin begitu mantep, top markotop kata Pak Bondan. Dan asal tau
ajach, bumbu ini adalah bumbu khas dari Justin yang didapat dari nenek moyang
ibunya (lebay.com).
Tanpa terkecuali, semua dari
kami bibirnya dower-dower kepedesan.
Ada yang mirip orang nangis karena habis diputusi pacarnya dan ada juga yang
seperti orang yang habis lari maraton 100km. Tarikan nafas dan hembusan nafas
mewarnai suasana basecamp. Polusi tersebar tak jadi persoalan dan semoga tadi
pagi sudah pada sikat gigi semua. Hehehe
0 komentar:
Posting Komentar